Jauh-Dekat, Tetap Dekat

“... sedekat urat leher setiap manusia...”

Sedekat Urat Leher

Telah tersirat makna dari Kalam Ilahiah bahwa Tuhan senantiasa berada didekat manusia, bahkan sedekat urat leher tiap manusia.

Jadi, memang takdir itu telah tergurat dalam Kitab Nyata yang Terpelihara, Kitabul Mubin, yakni; Lauhul MahfudzOleh karenanya, saya gak setuju sama syair lirik satu lagu Bimbo yang judulnya; Tuhan.

Dalam satu syair lagu itu, dibilang; "aku jauh Engkau jauh, aku dekat Engkau dekat...". Lha, masak Tuhan ngikutin maunya manusia buat mendekat ataupun menjauh pada makhluk CiptaanNya, yakni manusia itu sendiri? 

Manusia menjauh maupun mendekat, maka Tuhan tetaplah dekat. Bahkan, Tuhan berada sedekat urat leher setiap manusia. Juga oleh karenanya, berdoa padaNya dengan suara lirih, hati teduh, pada waktu pagi dan petang, sangatlah dianjurkan. Tak perlu pakai pengeras suara kualitas TOA.

Karena sejatinya, Dia sangat dekat dengan kita, manusia dan semua makhluk ciptaanNya, meski saat ini Dia juga sedang bersemayam di SinggasanaNya, di ketinggian nun jauh di sana, Arsy', yang disangga oleh 70 ribu malaikat yang selalu tunduk dan berdzikir padaNya.

Dia telah menentukan masa depan, juga memberi hikmah atas masa lalu, melalui jalan sejarah orang-orang yang telah berkesudahan. Semua itu bagian sedikit yang mampu dipikirkan oleh manusia, atas Ilmu-IlmuNya yang bahkan tinta seluas tujuh samudera untuk menulis segala IlmuNya, tak akan pernah cukup untuk menuliskannya. 

Tiada lain manusia diajak untuk menjadi muslim. Dengan makna, muslim adalah orang yang berserah diri.

“... mereka mendampingi setiap manusia...”

Didekati Oleh Sistem Jenius

Lalu, pemaknaan bahwa Tuhan telah membuat jalan hidup yang baik atau buruk bagi manusia ciptaanNya, sesuai kehendakNya, maka bilakah Tuhan memiliki kehendak tanpa selalu dekat dengan makhluk ciptaanNya, yakni manusia?

Bahkan sedekat urat leher manusia pun, Dia telah menugaskan dua malaikat di samping kanan dan kiri tiap-tiap manusia. Kedua malaikat itu, Kiraman Katibin, mereka berdua tiada pernah lalai mencatat setiap perbuatan manusia apakah kebaikan maupun keburukan.

Lalu, setiap hari malaikat-malaikat yang punya dua, tiga, empat sayap pada tubuhnya itu pun naik terbang jutaan kali lebih cepat dari kecepatan cahaya, guna menuju SinggasanaNya, berjarak dalam sehari setara 50 ribu tahun lamanya.

Kemudian, malaikat-malaikat itu kembali lagi ke bumi menunaikan tugas mereka mendampingi setiap manusia. Mereka, Kiraman Katibin bertengger di bahu sebelah kanan dan sebelah kiri setiap manusia. Dari semua IlmuNya itu, maka kapan manusia termaknai dijauhi oleh Tuhan? Karena Tuhan punya sifat Maha Lembut, Al-Latief, maka DzatNya dekat dengan tiap-tiap manusia.

Adapun perihal terhadap manusia yang belum beriman, mereka yang masih sangsi akan telah berjalannya sistem jenius bagian dari ilmu Tuhan, yang seolah Tuhan enggan mendekat pada mereka, maka itu dalam perspektif si manusia yang tak hendak mau melihat, enggan berpikir tentang keberadaan Tuhan.

Adapun Dia sebagai Aku saat menunjukkan Ke-EsaanNya dan sebagai Kami saat menunjukkan kejeniusan SistemNya sih, dekat-dekat saja.

“Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa; kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar dari dalamnya, apa yang turun dari langit dan apa yang naik ke sana. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” 
Quran surah ke-57; Al-Hadid (Besi) ayat ke-4.
“InsyaAllah bisa...”

Memohon Perubahan Kalam

Benar, baik buruk jalan hidup seseorang, itu semua atas KehendakNya. Telah tergurat rinci melalui pena Kalam Ilahiah, bahwa jalan hidup masing-masing manusia beserta semua isi alam semesta CiptaanNya, tergurat mulia dalam Lauhul Mahfudz.

Akankah manusia bisa berupaya mengubah apa-apa saja yang telah menjadi KehendakNya? InsyaAllah bisa, melalui petunjuk-petunjukNya yang tergurat sedalam Kalam Ilahiah dalam Quran, berupa berdoa pagi dan petang, berdzikir pagi dan petang. 

Pagi pada waktu subuh hingga syuruq, ketika langit tampak berpendar kuning kemerahan jika cuaca terang. Adapun petang, yakni antara akhir waktu Ashar dengan waktu Maghrib tiba. Berkali-kali Dia memberi petunjuk demikian, dalam banyak ayat dan surah dalam Quran, berdoa pada waktu pagi dan petang.

Menginspirasi betapa kegiatan dimaksud adalah ruang kesempatan memohon padaNya agar kita, orang-orang beriman dan berserah diri, mendapat anugerah jalan hidup yang telah menjadi KehendakNya, berupa jalan hidup yang mulia, bahagia, selamat baik dunia maupun akhirat.

Berkali-kali Dia memberi petunjuk bagi manusia beriman agar memanjatkan doa pada pagi pun petang hari.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sugeng Tindak Pak Yahya

Balada Si Cangkem Asbak