Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2024

Like Dissolves Like

Gambar
“Yes!“ Girang Yoga, mengepal telapak kanannya. Ia memang penikmat kopi. Temaram lampu kamar, membias kekuningan. Lembut cahaya tampak agak kabur, seolah menyapa Pratiwi saat pelan-pelan membuka kedua matanya dari lelap semalaman. Sunyi, tenang, menjelang subuh yang suara adzan dari masjid sekira dua ratus langkah ke timur laut rumah, belumlah berkumandang. Hawa dalam kamar terasa sejuk, sehabis hujan tengah malam. Sudah dua mingguan ini, cuaca begitu gerah, seolah air hujan enggan menerpa tanah, tega telah membiarkan permukaan bumi yang dalam diamnya, ia sangat merindukan basah rintik air. Agak repot Pratiwi beringsut ke tepi ranjang. Dia duduk sebentar, menata suasana hati dan raga, menyambut pagi yang sebentar lagi segera tiba. Dibentangkannya kedua lengan tangannya, lalu menyatu mengarah ke atas. Pratiwi mengeliat hingga kedua pangkal lengan daster batik katun yang dikenakannya melorot hingga menyentuh ketiaknya. Lega, Pratiwi mengendurkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku setelah

Perintah Suci

Gambar
“… berjalan kaki menempuh jarak lebih dari 400 km dari Mekkah menuju Madinah…” Hijrah Berkisah tentang masa-masa awal perkembangan Islam sebagai agama samawi (langit), atas pematuhan terhadap pesan-pesan Ilahiyah yang disampaikan kepada nabi Muhammad pada masa awal kerasulan beliau, melalui perantara malaikat Jibril sang penyampai wahyu. Berlatar belakang suasana tatanan sosial di kota Mekkah pada kisaran tahun 600 Masehi, dituturkan bagaimana nabi Muhammad beserta pengikutnya, kaum muslim, mendapat perlakuan zalim dari penguasa kota Mekkah dan sebagian besar masyarakatnya yang masih menyembah patung berhala. Terdapat lebih dari 300 patung berhala yang menjadi tradisi disembah oleh masyarakat Mekkah waktu itu. Perjuangan nabi Muhammad yang dibantu oleh kerabat, sahabat dan kaum muslim Mekkah untuk meyakinkan penduduk Mekkah, kaum Quraisy yang masih menyembah berhala, bahwa hanya ada satu Tuhan yang patut disembah dan memberikan pemahaman bahwa terdapat banyak kesalahan dalam berperilak

Menengahi Paham Bumi Bulat dan Bumi Datar - Menduga Bentuk Bumi Melalui Metrik FLRW

Gambar
“Namun demikian, sistem dalam alam semesta berjalan begitu adil bagi manusia...” Memilah Dogma, Memilih Paradigma, Membuktikan Hipotesa Silang pendapat tentang bentuk Bumi yang sebenarnya apakah bulat atau datar memang masih mengemuka. Tak hanya di dalam negeri, pertentangan argumen berdasarkan bukti-bukti foto luar angkasa, fakta tentang perbedaan iklim antara garis equator tropis dengan garis-garis lintang sub tropis di sisi utara dan selatan, analogi kapal laut yang tiba-tiba terlihat dari batas garis cakrawala samudera hingga dalil-dalil Dogmatis tentang bentuk Bumi, juga masih saling tarik dan semakin seru di luar negeri. Wajar, karena manusia dengan anugerah akal pikiran dalam dirinya, justru membuat mereka menjadi kritis dan selalu bertanya. Setiap jawaban yang didapat, bakal memicu lebih banyak pertanyaan. Kemudian menggali pertanyaan baru itu lebih dalam, yang bisa menjadi koreksi ataukah memperkuat suatu jawaban awal. Atau bahkan bisa menemukan suatu fenomena baru yan