Berburu Air Heksagonal
Masih Memungkinkan Meski Penuh Tantangan
…mencoba untuk merinci selengkapnya fakta-fakta tentang air serta potensi yang tersimpan…
Adalah ‘The Water
Puzzle and the Hexagonal Key – Scientific Evidence for the Existence of
Hexagonal Water and its Positive Influence on Health!” judul sebuah buku
hasil alih bahasa oleh MJ Pangman yang terbit pada tahun 2004. Sebuah tulisan
karya Dr. Mu Shik Jhon tentang keajaiban air serta manfaatnya bagi kehidupan,
terutama ketika air terstruktur dalam bentuk Heksagonal.
Inspirasi buku ini, yang notabene adalah buah pikir
ilmuwan Korea Selatan tersebut, sempat menjadi topik pembahasan yang mengemuka,
khususnya perihal kualitas air dalam struktur tertentu yang memberi harapan
bagi kesehatan.
Karya tulis yang dikemas sebagai bunga rampai, perpaduan
antara pengalaman pribadi sebagai ilmuwan dan peneliti, observasi atas hasil
kegiatan penggunaan air berkualitas tertentu sebagai penunjang kesehatan hingga
pengobatan medis, kajian jurnal-jurnal hasil penelitian, hingga himbauan akan
pentingnya pengelolaan air yang bersirkulasi dalam Bumi agar tetap menebar
manfaat bagi manusia.
Sebanyak 73 (tujuh puluh tiga) halaman buku ini, dengan
55 (lima puluh lima) halaman sebagai isi utama pembahasan sesuai judul yang
telah ditetapkan, mencoba untuk merinci selengkapnya fakta-fakta tentang air
serta potensi yang tersimpan sebagai zat yang mendominasi dan menunjang
kehidupan dalam seisi Bumi.
Ulasan tentang air pun cukup rinci tertuang dalam buku
ini. Mulai dari kelimpahan di bumi, struktur ikatan atom-atom penyusun molekul,
adanya ion-ion penyusun dan perusak struktur, abnormalitas dalam bentuk
berbagai anomali yang justru menjadi keunggulan tersendiri, manfaat air dalam
menyembuhkan beragam penyakit serta peluangnya untuk memulihkan diabetes,
kanker dan AIDS, serta kualitas terbaik yang bisa diperoleh dari air pegunungan
Alpen dan Kaukasus di Eropa.
…sensasi berupa untaian kata dan kalimat yang sangat mengelu-elukan keberadaan air Heksagonal.
Cara
Bertutur yang Menuai Sangsi
Namun demikian, cara bertutur penulis buku ini, yang
tadinya memberi harapan bakal tersusun lengkapnya lembar-lembar puzzle sehingga memberi gambar besar yang
gamblang tentang air, justru menuai kebutuhan untuk menyusun ulang lagi puzzle-puzzle rangkaian kata, kalimat
juga makna. Agar, pesan utama tentang manfaat air pada umumnya dan temuan air
struktur Heksagonal yang menjanjikan sebagai penunjang kehidupan manusia, dapat
lebih mudah untuk dipahami oleh para pembaca.
Dalam buku ini, banyak hal yang disampaikan secara berulang-ulang,
dengan penyampaian bagai dongeng tentang air dan struktur-struktur yang
terbentuk didalamnya akibat pengaruh lingkungan, serta kelimpahan manfaat pun
bahaya yang terkandung dalam sistem molekuler air.
Bahkan, ada beberapa hal yang dari proses pengenalan
tentang air, langsung melompat ke manfaat air Heksagonal. Sebagai contoh,
beberapa hasil penelitian tentang manfaat air minum hasil olahan magnetasi
diklaim mengandung air Heksagonal.
Sampai-sampai, keberhasilan pemerintah Jepang pada tahun
1970-an yang berhasil memulihkan keadaaan banyaknya penyakit saluran pencernaan
seperti fermentasi dalam usus besar dan konstipasi pun diakui oleh penulis buku
ini sebagai bagian dari keberadaan air Heksagonal dalam air minum pengobatan.
Sehingga bagi pembaca yang terbiasa membaca karya tulis
ilmiah hasil penelitian seperti paper
maupun jurnal, bakal merasakan sensasi berupa untaian kata dan kalimat yang
sangat mengelu-elukan keberadaan air Heksagonal.
Sementara, terdapat penjelasan pula bahwasanya keberadaan
struktur Heksagonal dalam air, secara alamiah adalah tak mudah. Karena, selain
waktu bertahan struktur tersebut yang tak lama dalam jaringan molekuler air
akibat pengaruh alami fisik dan kimia.
Juga, karena dalam jejaring molekuler air ada fenomena
persaingan alami antara jejaring air untuk membentuk struktur Pentagonal. Suatu
struktur yang dinilai memiliki faedah berlawanan dibanding air berstruktur
Heksagonal.
Oleh karena cara bertutur yang tak sepenuhnya terjalin sebagaimana layaknya suatu hasil penelitian yang berisi data-data hasil penelitian sebagai pembuktian suatu hipotesa, maka gagasan yang tersampaikan dalam buku ini tak semua ilmuwan menyetujui bahkan menuai sangsi.
…memiliki kontroversi karena memiliki sudut pandang setidaknya dua sisi.
Peluang Atas Banyak Anomali
Hanya saja, patut diakui bahwa upaya untuk mengenalkan
keberadaan struktur Heksagonal dalam air yang dituangkan menjadi sebuah karya
tulis dalam buku ini, perlu mendapat apresiasi.
Mengingat, peluang terbentuknya struktur Heksagonal dalam
suatu jejaring molekuler air sebagai potensi alamiah dari air yang memiliki
banyak sifat anomali, maka secara teori hingga pembuktian hasil penelitian menggunakan
metode uji dan instrumentasi selevel Resonansi Magnetik Nuklir (Nucleic Magnetic Resonance), juga
diungkap dalam buku ini.
Dengan demikian, sebagai karya tulis yang dikemas sebagai
bunga rampai hasil penelitian ilmiah dan pengamatan fenomena alamiah, maka buku
ini cukup memiliki kontroversi, karena memiliki sudut pandang setidaknya dua
sisi. Yaitu, menuai sangsi, terutama dari kalangan ilmuwan pun akademisi
terhadap kualitas buku ini, dalam kapasitasnya sebagai karya tulis hasil
penelitian guna membuktikan hipotesa.
Sementara disisi lain, buku ini cukup memberikan harapan
tentang manfaat dan potensi air yang meski belum sempat tereksplorasi secara
ilmiah, namun bisa diamati sebagai fenomena alamiah.
Sehingga diharapkan, bahwa karya tulis yang menggagas tentang keberadaan air berstruktur Heksagonal ini, kelak bakal berguna guna lebih menyadari air sebagai penunjang kehidupan.
… bahwa sejatinya, buku ini adalah karya tulis yang sangat menginspirasi.
Banyak
Penelitian Lanjutan Terkait Keberadaan Air Heksagonal
Terdapat satu bagian paling menarik dalam buku ini, yakni
tentang metode membuat air berkualitas memiliki struktur Heksagonal. Dijelaskan
bahwa terdapat tiga cara untuk bisa menghasilkan air Heksagonal, yaitu;
1. Menurunkan
suhu air,
2. Menambah
ion-ion Penyusun Struktur,
3. Menggunakan
medan energik dari sumber luar, seperti;
a. Ionisasi
atau dikenal juga sebagai elektrolisa,
b. Penggunaan
medan magnet yang kuat.
Sebagaimana telah disingung dalam buku ini bahwa meski
sejauh ini kualitas air minum terbaik adalah yang bersumber dari air salju di
wilayah pegunungan Alpen dan Kaukasus di Eropa, yang diklaim mengandung air
Heksagonal, namun tetap ada peluang untuk mendapatkan air dengan kualitas
struktur tersebut, bagi orang-orang yang hidup di belahan Bumi selain di
wilayah kedua pegunungan tersebut.
Sehingga, ketiga metode untuk menghasilkan air
Heksagonal, adalah kesimpulan yang paling ditunggu dan dicari dalam buku yang
cara bertuturnya begitu panjang dan berputar-putar ini.
Dalam kesimpulan yang ditunggu tersebut, rupanya penulis
buku ini, yakni Dr. Mu Shik Jhon, memiliki ketulusan untuk berbagi ilmu
pengetahuan, yang berkelindan dengan banyak diterbitkannya jurnal ilmiah hasil
penelitian.
Banyak diantara jurnal-jurnal tersebut yang terbit justru
setelah buku ini diterbitkan, tahun 2004. Hal ini cukup menuai fakta, bahwa buku
ini sejatinya adalah karya tulis yang sangat menginspirasi.
Beberapa hasil penelitian ilmiah sebagaimana terbit
sebagai jurnal Bioteknologi tentang dasar-dasar konsep perlakuan magnetis
terhadap air, yang diterbitkan oleh Universitas Moskow pada tahun 2014.
Lalu ada jurnal hasil penelitian bidang Biomedis tentang
pengaruh biologis dari air magnetis terhadap manusia dan hewan, yang terbit
tahun 2017 di Universitas Zawia, Libya.
Hingga, hasil penelitian lapangan para ilmuwan Geofisika
Universitas Negeri Malang, tentang Suseptibilitas Magnetik (Magnetic Suscepbility) dalam batuan sedimen di wilayah seputar
Malang, Batu dan beberapa daerah di Jawa Timur, sebagaimana terbit sebagai
jurnal internasional pada tahun 2017.
Termasuk, cakupan penelitian yang hampir sama oleh
beberapa ilmuwan Indonesia, untuk daerah sepanjang aliran sungai Brantas, yang
terbit sebagai jurnal internasional pula pada tahun 2019.
Terbitnya jurnal-jurnal ilmiah setelah terbitnya buku ini, menarik untuk menjadi penelitian lebih lanjut, guna lebih membuktikan keberadaan air Heksagonal. Terutama dalam upaya lebih mengeksplorasi manfaat air, atas banyak keajaiban yang tersimpan didalamnya.
…menggunakan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh alam lingkungan Indonesia.
Suseptibilitas
Magnetik Sedimen Sumber Air Panas Cangar
Dua metode menghasilkan air Heksagonal secara
mendinginkan air dan menambah ion-ion Penyusun Struktur seperti Kalsium (Ca),
Sodium (Na) dan Besi (Fe), menjadi metode-metode yang relatif mudah untuk
diterapkan sebagai upaya mendapatkan air yang berkualitas memiliki struktur
Heksagonal.
Sementara, proses menghasilkan air Heksagonal menggunakan
metode elektrolisa cenderung tak disarankan. Karena metode ini memerlukan
ketelitian dan kedisiplinan oleh pengguna, agar tak keliru meminum air yang
memiliki kondisi kimiawi yang membahayakan, seperti nilai pH yang terlalu
rendah di bagian kutub anoda.
Dengan demikian, dari keempat metode menghasilkan air
Heksagonal yang menjadi kesimpulan buku ini, maka sangat menarik untuk
dikembangkan metode medan magnet. Khususnya penelitian dan pengembangan perihal
dimaksud yang menggunakan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh alam lingkungan
Indonesia.
Mengacu hasil penelitian oleh Tim Universitas Negeri
Malang tentang Suseptibilitas Magnetik batuan sedimen alami berukuran 200 µm di
sumber air panas Cangar, maka didapat data dan informasi bahwa, kualitas batuan
tersebut memiliki nilai Suseptibilitas Magnetik berkisar 1.40 hingga 4.82 (x 10-6
m3/kg) dengan persentase Suseptibilitas Dependen (Susceptibility Dependent) sebesar 2.48
%.
Rentang nilai Suseptibilitas Magnetik dan nilai
Suseptibilitas Dependen yang ditemukan dalam kandungan batuan sedimen alami di
sumber air panas Cangar tersebut, mewakili kondisi lingkungan hidup yang
relatif sehat dan produktif, yang ditemukan di beberapa wilayah lainnya baik di
Jawa Timur maupun di luar Jawa, seperti;
· Persawahan
padi di sekitar Malang,
· Persawahan
padi di sekitar Madiun,
· Waduk
air di Wlingi, kabupaten Blitar,
· Sedimen
sungai Hubai, Papua,
· Sedimen
sumber air panas Pacet Mojokerto,
· Sedimen
hutan Bakau (Mangrove) Pantai Prigi
Trenggalek,
· Sedimen
hutan Bakau (Mangrove) Wonorejo, Surabaya
· Sedimen
hutan Bakau (Mangrove) Pantai
Clungup, kabupaten Malang.
Sementara, wilayah Jalan Sukarno Hatta kota Malang ditemukan
memiliki kualitas sedimen tanah dengan nilai Suseptibilitas Magnetik dan
Suseptibilitas Dependen yang mewakili area yang terpapar polusi, yakni 5.93
hingga 98.27 (x 10-6 m3/kg).
Tak hanya itu, batuan sedimen alami di sumber air panas
Cangar juga ditemukan mengandung logam Besi, yang cukup untuk menghasilkan
suatu medan magnet, dengan persentase kandungan Besi sebesar 42.26%.
Adapun struktur logam Besi dalam sedimen tersebut, secara
alami berbentuk kristal (cristallyne),
yang diperkuat oleh hasil pengamatan menggunakan piranti Mikroskop Elektron
Pemindai (Scanning Electronic Microscope/SEM).
Struktur kristal dalam batuan sedimen alami sumber air
panas Cangar, memiliki kelebihan tersendiri. Karena, kristal membentuk struktur
jejaring atom yang sangat teratur, yang memberi kontribusi terhadap logam Besi
dalam hal menghasilkan medan magnet, dengan kualitas baik Suseptibiltas Magnetik
maupun Suseptibilitas Dependen dalam rentang nilai yang mewakili kondisi
lingkungan hidup yang baik dan produktif.
Kelimpahan batuan sedimen alami sumber air panas Cangar, yang apabila dikaitkan dengan keberadaannya yang berdekatan dengan titik nol hulu sungai Brantas, maka bisa menjadi bahan kajian tersendiri dalam hal kualitas air sungai tersebut yang mengalir hingga membelah banyak wilayah di Jawa Timur, mulai dari kaki gunung Arjuno hingga muara Kalimas menuju selat Madura.
Sumber Air Panas Cangar yang Dekat dengan Titik Nol Hulu Sungai Brantas
Kajian perihal pengaruh medan magnet sedimen alami pun
telah menjadi bahasan utama beberapa ilmuwan Indonesia, dalam sebuah jurnal ilmiah
yang terbit tahun 2019, yang mengupas hasil penelitian tentang Data Kondisi
Lingkungan Magnetis dari Permukaan Sedimen Padat, di sepanjang sungai Brantas,
mulai daerah desa Tulung Rejo kecamatan Bumiaji dekat kota Batu hingga daerah
desa Mlirip, kecamatan Jetis Mojokerto, Jawa Timur.
Dengan demikian, adanya fenomena alam tentang pengaruh
medan magnet terhadap kualitas air yang menjadi sumber air minum, telah
terbukti.
Menjadi alasan yang tepat pula, guna memilih metode penggunaan medan magnet untuk menghasilkan air yang lebih memiliki manfaat bagi kesehatan, serta penunjang kehidupan, yakni air berstruktur Heksagonal.
…kualitas air minum yang menyehatkan tak hanya bersumber di wilayah pegunungan Alpen dan Kaukasius semata.
Peluang
Memproduksi Air Heksagonal di Indonesia
Kualitas batuan sedimen alami di sumber air panas Cangar,
adalah satu contoh bahan alami yang tersedia di alam lingkungan Indonesia, yang
bisa menjadi bahan utama guna menginovasi disain piranti penghasil kualitas air
yang diproses melalui suatu medan magnet.
Dalam jurnal ilmiah tentang Dasar-Dasar Konsep Perlakuan
Magnetis Terhadap Air yang diterbitkan oleh Universitas Moskow, maka terdapat
satu syarat yakni diperlukannya campuran logam (metal alloy).
Berupa campuran Besi dengan beberapa logam tanah jarang (rare Earth metal) lainnya, yang
membentuk baik komposisi Samarium-Zirconium-Besi-Cobalt-Tembaga
(Sm-Zr-Fe-Co-Cu), maupun komposisi Neodymium-Besi-Cobalt-Titanium-Tembaga-Boron
(Nd-Fe-Co-Ti-Cu-B).
Tentu, syarat tersebut bakal memerlukan biaya yang
relatif sangat mahal. Karena perlu upaya untuk mengumpulkan logam-logam tanah
jarang, yang kelimpahannya belum tentu menjadi sumber daya alam tambang mineral
di Indonesia.
Dengan demikian, sejalan dengan harapan yang ditulis oleh Dr. Mu Shik Jhon dalam buku terkait tentang Air Heksagonal ini, bahwa kualitas air minum yang menyehatkan tak hanya bersumber di wilayah pegunungan Alpen dan Kaukasius semata, maka keberadaan batuan sedimen alami di sumber air Cangar adalah salah satu bentuk keadilan dari alam, yang memberi peluang bagi manusia yang meski tak tinggal di wilayah kedua pegunungan tersebut, namun tetap memiliki kesempatan mendapatkan air berkualitas terbaik.
…menggabungkan teknologi mendasar perlakuan magnetis terhadap air dengan kelimpahan jenis sedimen batuan kristal alami yang tersedia di Indonesia,
Menginovasi
Sistem Perlakuan Magnetis Terhadap Air
Sebagaimana tertuang sebagai penjelasan dalam jurnal
tentang Dasar-Dasar Konsep Perlakuan
Magnetis Terhadap Air, maka uraian tentang struktur teknis mekanik peralatan
yang memenuhi konsep tersebut, juga telah disajikan secara rinci.
Terdapat tiga proses utama dalam perlakuan magnetis
terhadap air, yakni;
1. Pemindahan
yang seimbang antara struktur komponen-komponen air dan ion-ion terhidrasi oleh
medan elektromagnetik.
2. Meningkatkan
nukleasi garam-garam terlarut, sebagai bagian dari proses inklusi mikro dari
partikel-partikel Besi dalam satu media volume yang berisi air.
3. Perubahan
laju koagulasi dan sedimentasi terhadap partikel-partikel yang masih
tercerai-berai sebagai koloid, selama aliran air diperlakukan selalu terpapar
oleh medan magnet.
Ketiga proses tersebut menjadi pertimbangan utama dalam
penentuan kualitas instalasi struktur mekanis piranti perlakuan magnetis
terhadap air, yang selengkapnya terinci dalam jurnal tersebut.
Terdapat syarat-syarat sebagai kondisi tertentu agar
piranti tersebut bisa berkinerja, dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut
ini, yaitu;
1. Suhu
pemanas air dalam piranti ini sebaiknya tak melebihi 95o C.
2. Kandungan
kation Ferro (Fe2+) dan
kation Ferri (Fe3+) dalam
air yang hendak diperlakukan magnetis, sebaiknya tak kurang dari 0.3 mg/L (part per million/ppm)
3. Total
kandungan Sulfat dan Khlorida dari kation-kation Kalsium (Ca2+) dan
Magnesium (Mg2+) , yakni sebagai garam-garam CaSO4, CaCl2,
MgSO4 dan MgCl2, sebaiknya tak melebihi 50 mg/L.
4. Tingkat
kesadahan Karbonat sebagai (Ca(HCO3)2) dan (Mg(HCO3)2)
tak melebihi 9 mili Ekuivalen/L.
5. Kandungan
Oksigen terlarut dibawah 3 mg/L.
6. Laju
aliran air dalam piranti berkisar 1-3 meter/detik.
Keenam kondisi yang menjadi syarat keefektifan piranti
perlakuan magnetis terhadap air tersebut, sejalan dengan gagasan yang
disampaikan oleh Dr. Mu Shik Jhon, terutama tentang keberadaan ion-ion Penyusun
Struktur seperti kation Kalsium (Ca2+) dan Besi sebagai kation Ferri
(Fe3+), yang apabila terkelola secara tepat melalui proses dalam
piranti tersebut, bakal menghasilkan air berstruktur Heksagonal.
Dengan demikian, ide untuk menggabungkan teknologi
mendasar perlakuan magnetis terhadap air dengan kelimpahan jenis batuan sedimen
alami berbentuk kristal yang tersedia di Indonesia, yang dalam hal ini sebagai contoh
adalah batuan sedimen alami di sumber air panas Cangar, adalah ide yang
diharapkan bisa menginovasi suatu sistem pemroduksi air Heksagonal.
Tentu, faktor efektif dan efisien turut menjadi
pertimbangan. Khususnya ketersediaan batuan sedimen alami berbentuk kristal, sebagai
bahan baku sumber medan magnet, yang telah terbukti melalui proses penelitian
ilmiah dalam ranah ilmu Geofisika.
Kelak, dalam perjalanan berbagai hasil penelitian sebagai pengembangan metode perlakuan magnetis terhadap air guna produksi air Heksagonal, maka menarik pula untuk dibuat komposisi batuan sedimen batuan kristal secara sintetis. Agar lingkungan hidup tetap lestari, karena eksplorasi dan eksploitasi jenis batuan tersebut tetap terkendali.
Bahan bacaan menginspirasi tulisan;
1. John,
Mu Shik, 2004, The Water Puzzle and the
Hexagonal Key – Scientific Evidence for the Existence of Hexagonal Water and
its Positive Influence on Health!, Uplifting Press Inc.
2. McCarron,
David A, 1989, Calcium metabolism and
hypertension, Oregon Health Sciences University, Portland, Oregon.
3. Mosin,
Oleg and Ignatov, Ignat, 2014, Basic
Concepts of Magnetic Water Treatment, Russian Federation European Journal
of Melocular Biotechnology.
4. Ebrahim,
Shabah Ali and Azab, Elsayed, 2017, Biological
Effects of Magnetic on Human and Animals, Department of Physics, faculty of
Science, Alejelat, Zawia University, Alejelat, Libya.
5. Zulaikah,
S, Et. Al, 2017, Magnetic Susceptibility
and Morphology of Natural Magnetic Mineral Deposit in Vicinity of Human’s
Living, Department of Physics, faculty of Mathematics and natural Sciences,
Universitas Negeri Malang (UM), Jl. Semarang 5, Malang 65145, Indonesia.
6. Mariyanto, Et. Al, 2019, Environmental magnetism data of Brantas river bulk surface sediments, Jawa Timur, Indonesia, ScienceDirect.
Lampiran
Ringkasan Tulisan
…menggugah minat dari sebagian Pembaca, guna lebih menelaah lebih dalam…
Berikut adalah upaya Penulis untuk mengurai dan menyusun
kembali lembar-lembar Puzzle karya
tulis Dr. Mu Shik John tentang Air Heksagonal. Sehingga, menjadi gambar Puzzle besar yang utuh, dalam format
yang lebih ringkas, tanpa mengabaikan isi serta pesan utama dari tulisan
aslinya.
Penulis berharap, bahwa karya tulis tersebut, yang
awalnya terdiri dari 14.400-an kata mulai bab pertama, lalu diringkas menjadi
3.800-an kata, bisa lebih membantu Pembaca guna memaknai isi dan pesan utama
karya tulis dimaksud.
Selebihnya, karya tulis yang telah menginspirasi Penulis dalam menuangkan gagasan untuk meraih peluang mendapatkan kualitas air berstruktur Heksagonal di wilayah Indonesia ini, kiranya akan menggugah minat pada sebagian Pembaca, guna lebih menelaah lebih dalam, lalu mengembangkan hingga melakukan penelitian lapangan, bahkan bisa menghasilkan piranti pemroses air biasa menjadi Air Heksagonal yang baik bagi kesehatan, penunjang kehidupan.
The Water Puzzle and the Hexagonal Key – Scientific Evidence for the Existence of Hexagonal Water and its Positive Influence on Health!
By Dr. Mu Shik John
…tubuh manusia itu bagai Bumi, yang membawa air laut…
Materi
Penunjang Kehidupan
Air mampu berubah sifat secara terus menerus mulai dari
cair, padat hingga gas. Selama siklus air mulai dari fase gas dalam atmosfir
Bumi, menjadi cair dan membentuk padatan di permukaan Bumi, maka air telah
menyediakan sumber kehidupan bagi seisi planet Bumi.
Sayangnya, jumlah air dalam planet Bumi, sangatlah terbatas. Jumlahnya memang tak berubah. Namun, jumlah orang yang memerlukan air, semakin meningkat dari hari ke hari. membawa peningkatan kebutuhan terhadap air dari orang per orang, secara signifikan.
Air
Sebagai Biomateri
Terdapat fakta yang
menunjukkan bahwa darah manusia sangatlah dekat dengan kandungan kimiawi yang
terdapat dalam lautan. Dengan kata lain bahwa tubuh manusia itu bagai Bumi,
yang membawa air laut di dalamnya.
Lautan bukan hanya sumber
penghidupan, namun juga memainkan peranan yang penting terhadap kestabilan
iklim dalam Bumi.
Tabel
1. Komposisi Air Lautan dan Darah Manusia
Elektrolit |
Ion Khlorida |
Ion Sulfida |
Ion Sodium |
Ion Potasium |
Ion Kalsium |
Ion Magnesium |
Air Lautan |
55.2 |
7.7 |
30.6 |
1.1 |
1.2 |
3.7 |
Darah *) |
40.1 |
10.9 |
34.8 |
1.9 |
2.1 |
4.8 |
*) Rata-rata Berat Badan (%)
Seperti H2O yang justru berwujud cair, padahal awalnya molekul O2 dan molekul H2 adalah berwujud gas.
Struktur
Pentagonal dan Heksagonal
Air tak sekedar suatu sekumpulan molekul individu H2O.
Melainkan, air dalam kondisi cairan memiliki struktur karakteristik dalam
bentuk (H2O)n, dimana n adalah jumlah molekul H2O
yang saling terhubung.
Keberadaan sebuah molekul H2O tunggal
sangatlah langka, bahkan keberadaannya bakal segera ditarik menjadi mitra
pendamping yang baru, yang perubahannya bisa terjadi dalam tempo sepermilyar detik.
Molekul-molekul air menemukan kestabilannya dengan saling
berdampingan secara alami, membentuk kelompok molekuler yang stabil dalam bentuk
jejaring berupa cincin baik Pentagonal maupun Heksagonal.
Gambar Skema Ikatan molekul-molekul air membentuk cincin Pentagonal dan Heksagonal
…menjaga dan melestarikan sumber-sumber air, bakal lebih menunjang kemanfaaannya bagi kesehatan.
Anomali
Mengungkap Puzzle Struktur Air
Struktur massa molekul air yang saling terhubung membentuk struktur kisi unik, yang membuat air menjadi zat yang memiliki banyak kemampuan unik sebagai abnormalitas, berupa anomali-anomali.
Tegangan
Permukaan Air
Air memiliki daya tarik menarik molekuler yang lebih kuat antara sesamanya, yang disebut Kohesi. Sifat unik air tersebut membuat air tetap mampu bergerak, bahkan dalam area berukuran pembuluh-pembuluh kapiler, seperti dalam tanaman, matriks tanah hingga celah-celah ruang molekuler di dalam tubuh manusia.
Titik
Didih dan Titik Beku Air
Suhu adalah faktor penentu
apakah kombinasi molekul air bakal membentuk struktur Pentagonal atau Heksagonal,
dengan kondisi sebagai berikut;
1. Suhu
10oC, sebanyak 22% air berstruktur Heksagonal.
2. Suhu
0oC, sebanyak 26% air berstruktur Heksagonal.
3. Suhu -30oC hingga -40oC, air mencapai kondisi Super-Dingin maka 100% air berstruktur Heksagonal.
Berat
Molekul Air
Jika sepasang molekul air membentuk ikatan Hidrogen, maka berat molekulnya adalah (H2O)2 = 18 gram/mol. Angka 18 tersebut memenuhi sebagai angka kelipatan, ketika molekul air membentuk struktur Pentagonal, yakni 5 kali 18, atau struktur Heksagonal, yakni 6 kali 18.
Panas
Spesifik Air
Sifat termal air juga sangat
unik, karena memiliki kapasitas panas yang lebih besar, hingga mampu
mengabsorbsi panas. Hal ini sangat menguntungkan bagi tubuh makhluk hidup, agar
mampu bertahan dari perubahan suhu ekstrim pada lingkungan tempat hidupnya.
Kapasitas Panas Spesifik membuat
air mampu melakukan hal-hal berikut ini;
1. Detoksifikasi,
2. Perlindungan
termal,
3. Pemindah energi.
Gambar Panas Spesifik dari Air dan Es. Terdapat titik temu pada suhu yang sama yakni 0 oC, dimana antara bentuk es, air dan air Super-Dingin memiliki nilai Panas Spesifik yang sama.
Densitas Air
Air memiliki anomali lain
dalam bentuk kerapatan massa atau Densitas. Air memiliki Densitas maksimal,
yakni 1 gram/mL pada suhu 4o C.
Di atas maupun di bawah suhu 4 oC tersebut, maka Densitas air bakal menurun. Anomali air ini sebagai penjelasan mengapa Es mengapung pada permukaan air, mengapa Ice Berg tak membeku mulai dari dataran dasar lautan, mengapa danau Es berada di area permukaan air, bukan dari bagian permukaan dasar bawah ke atas.
Viskositas
Air
Adanya tekanan bisa menurunkan Viskositas air, lalu mengawali pecahnya ikatan yang membuat struktur air dalam bentuk Pentagonal menjadi lebih dominan dibanding Heksagonal. Sehingga, diatas suhu 30oC, bakal terdapat sebagian kecil saja struktur air Heksagonal.
Memori
Air
Adalagi satu hal yang
menjadi sifat unik air, yakni kemampuannya untuk ‘mengingat’. Air memiliki
kapasitas untuk mempertahankan energi atau frekuensi dari suatu benda yang
ditempatkan di dalam air tersebut, bahkan meski setelah benda tersebut diangkat
dan dipindahkan dari dalam air tersebut.
Apabila air memiliki
kapasitas memori, maka bisa muncul pertanyaan; “Konsekuensi apa yang bakal diterima,
jika minum air hasil daur ulang air pertanian, buangan pabrik, limbah industri
dan lain-lain?”
Mendaur ulang air itu
ibaratnya mendaur ulang kertas. Harus ada bahan kimia yang digunakan untuk
proses pemutihan agar kertas daur ulang bisa digunakan kembali.
Melalui pemahaman abnormalitas air, maka lembar-lembar Puzzle tentang air yang tadinya berserakan
bertahun-tahun lamanya pun mulai menyatu.
Studi tentang air Heksagonal sekarang telah menjadi bagian dari Sains, mulai dari suatu teori, hingga melalui beragam uji menggunakan piranti Resonansi Magnetik Nuklir (Nuclear Magnetic Resonance/NMR), Difraksi Sinar X (X-Ray Diffraction), simulasi komputer, spektroskopi dan metode-metode lainnya, maka pada kondisi lingkungan yang bervariasi, air terbukti memiliki struktur yang spesifik.
…terdapat ion-ion yang memperkuat struktur Air Heksagonal dan sebaliknya…
Ion-Ion
Dalam Air
Saat air turun dari gunung menuju hilir, lalu bergabung
dengan sungai-sungai baik yang besar maupun yang kecil, maka aliran air
tersebut melarutkan mineral-mineral yang tak terhitung jumlahnya.
Membahas air dengan mengabaikan keberadaan mineral di dalamnya adalah hal yang mustahil. Mineral-mineral yang terlarut dalam air membentuk ion-ion seperti Sodium (Na+), Kalsium (Ca2+), Magnesium (Mg2+), Khlorida (Cl-) dan Sulfida (S2-) sering ditemukan terkandung dalam air.
Ion-Ion
Penyusun Struktur Versus Ion-Ion Perusak Struktur
Ditemukan bahwa terdapat
ion-ion yang memperkuat struktur Air Heksagonal dan sebaliknya, terdapat
ion-ion yang justru melemahkannya.
Tabel
Contoh Ion-Ion Penyusun Struktur Versus Ion-Ion Perusak Struktur
Ion-Ion Penyusun Struktur |
Ion-Ion Perusak Struktur |
||||
Nama |
Ion |
ΔEww *) |
Nama |
Ion |
ΔEww *) |
Kalsium |
Ca2+ |
32.2 |
Magnesium |
Mg2+ |
-8.8 |
Lithium |
Li+ |
27.2 |
Potasium |
K+ |
-3.8 |
Sodium |
Na+ |
3.3 |
Rubidium |
Rh+ |
-6.3 |
Seng |
Zn2+ |
50.6 |
Aluminium |
Al3+ |
-313.4 |
Besi |
Fe3+ |
51.9 |
Khlorida |
Cl- |
-7.5 |
Tembaga |
Cu2+ |
49.8 |
Bromida |
Br- |
-7.5 |
Perak |
Ag+ |
4.2 |
Fluorida |
F- |
-18.0 |
Nikel |
Ni2- |
51.0 |
Iodida |
I- |
-7.9 |
Mangan |
Mn2+ |
42.3 |
Beryllium |
Be3+ |
-184.5 |
Pergerakan molekuler
menjadi sulit dikarenakan derajat bebas molekul-molekul air menurun (Air
Heksagonal meningkat). |
Pergerakan molekuler
menjadi terfasilitasi dikarenakan derajat bebas molekul-molekul air meningkat
(Air Pentagonal meningkat). |
*) ΔEww
adalah interaksi energi (KJoule/mol) antara
molekul-molekul air dalam larutan.
Kalsium (Ca), Sodium (Na),
Seng (Zn), Besi (Fe), Perak (Ag), Tembaga (Cu) dan lainnya bakal membantu untuk
mengkonversi air menjadi air Heksagonal. Sebaliknya Potasium (K), Khlorida (Cl),
Fluorida (F), Aluminium (Al), Sulfida (S2-) dan lainnya, bakal
merusak struktur Heksagonal air.
Ion Potasium (K+)
adalah satu dari ion-ion yang merusak struktur Heksagonal air, sementara
Kalsium (Ca2+) justru memperkuat struktur tersebut. Potasium
mempercepat aktifitas sel-sel Neuromuskular.
Sementara Kalsium dapat memperlambat laju perkembangbiakan sel-sel abnormal,
yakni sel-sel kanker.
Sementara, terdapat pula senyawaan
organik yang menghasilkan ion-ion yang berhubungan dengan molekul-molekul
biologi, yang telah terbukti pula bisa memperkuat struktur air Heksagonal,
antara lain Vitamin C, asam Askorbat.
Selayaknya Kalsium dan ion-ion Penyusun Struktur lainnya, maka vitamin C akan meningkatkan jumlah Air Heksagonal. Dengan kata lain, karena termasuk zat Penyusun Struktur, maka vitamin C memiliki efek tak langsung terhadap fungsi struktur air terhadap aktifitas sel-sel tubuh, termasuk fungsi daya tahan tubuh.
…ion Kalsium secara langsung pun tak langsung telah memengaruhi fungsi biologi dalam tubuh…
Manfaat
Kalsium Sebagai Penyusun Struktur Air
Air dan penuaan saling berkaitan secara langsung. Hal tersebut ditunjukkan oleh fakta berkurangnya kandungan air dalam tubuh ketika semakin menua, yang berdampak pada timbulnya kerutan-kerutan yang membuat kulit wajah tampak layu.
Gambar perbandingan cairan dalam tubuh sesuai usia.
Proses penuaan bakal terjadi tak hanya karena penurunan total air dalam tubuh seiring bertambahnya usia. Namun juga, karena terdapat perbedaan jumlah air terstruktur dalam tubuh, mulai dari bayi hingga usia tua.
Seorang ilmuwan bernama Dr. McCarron, yang menjalankan
riset tentang keterkaitan antara jumlah Kalsium yang dikonsumsi dan tekanan
darah tinggi, menyimpulkan bahwa;
1. Penyakit
Kardiovaskuler berkurang signifikan, ketika rutin minum air yang mengandung
Kalsium tinggi.
2. Tekanan
darah tinggi dapat diturunkan dengan mengkonsumsi cukup Kalsium.
3. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa jumlah tekanan darah tinggi pada wanita hamil
dibawah 0.5% ketika mengkonsumsi Kalsium harian setara 1.000 mg. Namun,
penyakit tersebut menjadi meningkat hingga 1.0% ketika konsumsi Kalsium menjadi
di bawah 500 mg per hari.
Kesimpulan tersebut di atas, berkelindan dengan fungsi ion Kalsium sebagai Penyusun Struktur air yang secara langsung pun tak langsung telah memengaruhi fungsi biologi dalam tubuh.
Kalsium
Menunda Penuaan
Proses penuaan dapat terhambat,
dengan cara mencegah hilangnya air dan Kalsium dalam waktu yang bersamaan.
Kalsium memiliki karakter sebagai Penyusun Struktur, yang memberi kontribusi
terhadap keberadaan Air Heksagonal.
Pada waktu yang bersamaan
pula, Air Heksagonal memiliki gaya afinitas, untuk menarik Kalsium dalam tubuh.
Proses ini ibaratnya memperkaya Air Heksagonal melalui keberadaan Kalsium. Sebaliknya, kemungkinan hilangnya Kalsium dari dalam tubuh tak terjadi, apabila terdapat jumlah Air Heksagonal yang mencukupi.
Kalsium Mencegah Osteoporosis
Penyebab osteoporosis
ditenggarai karena ketidakcukupan Kalsium sejak muda, kurang berolahraga dan
ketidakseimbangan hormon selama masa menopause
bagi wanita.
Namun demikian, sebagian
besar penyebab mendasar osteoporosis masih belum diketahui dan masih belum ada
cara pencegahannya yang efektif.
Sebagaimana diketahui tentang keterkaitan antara Kalsium dan Air Heksagonal, maka memperbaiki osteoporosis tak cukup dengan cara menambah asupan Kalsium saja yang bagai menuang air ke dalam ember tanpa alas, alias bocor. Melainkan melengkapi asupan Kalsium dengan Air Heksagonal.
…berwujud dalam bentuk cair, meski berada pada suhu dibawah titik beku.
Air Heksagonal
yang Super-Dingin
Jumlah air yang dibuang, ekskresi, dari dalam tubuh
setiap hari, tergantung usia dan jenis kelamin. Pada umumnya, pria dewasa akan
minum dan mengeluarkan air sebanyak 30 mL per Kg berat badan, atau kurang lebih
sebesar 2.5 L untuk pria seberat 80 Kg.
Sementara, wanita minum dan mengeluarkan air sebesar 25
mL untuk setiap Kg berat badan.
Tabel
Jumlah Ekskresi Air seiring Usia
Usia |
1
tahun |
5
tahun |
10
tahun |
Pemuda |
Pemudi |
Eksresi
(mL/Kg) berat badan |
125
- 150 |
100 |
75 |
30 |
25 |
Semakin muda usia, maka semakin besar juga jumlah total
pergantian air dalam sel yang dialaminya. Oleh karenanya, laju metabolisme
mempunyai korelasi dengan jumlah pergantian air sel dalam tubuh.
Kebutuhan air untuk mendukung laju metabolisme pada usia anak, jauh melebihi kebutuhan bagi orang dewasa. Sebaliknya, bagi orang-orang tua, maka kebutuhan untuk mengganti air, yang dipicu oleh rasa haus menjadi berkurang karena laju metabolisme yang sudah tak berfungsi dengan baik.
Air
yang Membawa Energi dan Penggerak Sistem Detoksifikasi
Mengingat kapasitasnya mampu
mengabsorbsi panas, maka air bisa menjadi media menjalankan transfer energi
pada sistem biologi, termasuk proses detoksifikasi dalam tubuh makhluk hidup.
Air Heksagonal yang memiliki kapasitas energik besar, bisa lebih mendukung berjalannya sistem biologi dalam tubuh makhluk hidup tersebut.
Air
yang Menyehatkan
Telah dilakukan studi
berkelanjutan terhadap populasi manusia yang tinggal di area pegunungan
Kaukasus Rusia, guna menjawab pertanyaan mengapa mereka punya kesempatan hidup
lebih panjang dan sehat.
Mungkin, jawabannya ada pada
struktur air dan ion-ion mineral yang terkandung di dalam air yang sehari-hari
diminum, yakni kualitas air Glasiasi (Glaciation)
berupa peralihan dari air Super-Dingin menjadi air Es.
Air Glasiasi mengandung struktur Heksagonal yang tinggi serta mengandung ion-ion mineral alami, yang memberi kontribusi pada optimalnya kekebalan tubuh dan aktifitas metabolisme.
Apa itu Air Super-Dingin?
Pemahaman tentang air dalam
kondisi Super-Dingin adalah penting guna memahami struktur air. Air
Super-Dingin berwujud dalam bentuk cair, meski berada pada suhu dibawah titik
beku.
Air Super-Dingin, 100% adalah air dengan struktur Heksagonal yang mampu menampung energi dalam kapasitas besar. Energi yang tersimpan tersebut pun dapat dibebaskan sesegera mungkin, saat diperlukan sebagai penunjang metabolisme.
Apakah
Minum Air Dingin Lebih Baik?
Banyak orang bertanya
tentang efek minum air dingin. Diketahui bahwa air dingin mengandung persentase
struktur Heksagonal yang lebih tinggi. Namun diketahui pula bahwa segera
setelah air dingin masuk ke dalam tubuh, maka air tersebut bakal menjadi tak
dingin lagi, yang bisa merubah struktur Heksagonalnya.
Melalui pertimbangan bahwa
air memiliki memori, serta fakta bahwa karena air selalu dibutuhkan oleh
makhluk hidup, maka air bakal berusaha untuk selalu berstruktur molekuler dalam
bentuk orisinilnya, yakni Heksagonal.
Sehingga, pertimbangan
paling penting adalah kondisi air sebelum
diminum, apakah sedang berstruktur Heksagonal atau tidak.
Melalui karakteristik mampu
menyimpan memori struktur air, maka air
secara energik terkondisi untuk mempertahankan struktur Heksagonalnya.
Di kawasan Asia Timur, penggunaan Air Heksagonal telah
dikenal dengan baik, serta menjadi kebutuhan sebagai konsumsi rutin. Bahkan,
beberapa percobaan pun dilakukan untuk membawa air saju dari pegunungan sebagai
minuman.
Beberapa diantaranya menggunakan generator ionisasi yang mahal atau berinovasi menerapkan suatu metode tertentu, demi menghasilkan Air Heksagonal sebagai air minum harian.
Air yang sangat terstruktur tersebut membentuk lapisan yang melindungi dari semua pengaruh luar…
Manfaat
Struktur Molekuler Air Heksagonal
Alasan mengapa Air Heksagonal dipilih untuk mendukung kesehatan, karena Air Heksagonal yang memiliki karakteristik Panas Spesifik, mampu membawa energi. Dengan demikian, Air Heksagonal memiliki pula kemampuan energik yang sangat kuat.
Air
Heksagonal Menstabilkan Struktur Heliks DNA
Terdapat keterkaitan antara DNA dengan air. Keduanya memiliki peran sebagai penunjang kehidupan. Fungsi DNA sebagai pengelola informasi genetika, berpadu dengan air yang mendukung peran DNA berjalan optimal.
Bentuk air yang sangat
terstruktur, yang mengelilingi DNA normal, telah bertindak untuk menstabilkan
struktur terpilin, Heliks, DNA tersebut.
Air yang sangat terstruktur
tersebut membentuk lapisan yang melindungi dari semua pengaruh luar, yang
mungkin bisa mengakibatkan malfungsi maupun perubahan terhadap DNA normal.
Fakta tentang DNA normal mengalami hidrasi positif, sedangkan DNA abnormal terhidrasi negatif, merupakan petunjuk penting tentang perlunya keberadaan Air Heksagonal dalam lingkungan sel molekuler.
Air
Heksagonal Mencegah Kerusakan Protein
Terdapat satu organisme yang
mampu hidup dan berkembang secara optimal pada suhu berkisar 100 oC,
ditemukan di sekitar pegunungan vulkanik di wilayah Mediterania.
Rupanya, keterkaitan antara
protein yang sangat terstruktur dengan air yang sangat terstruktur pula, telah
memberi efek berupa perlindungan terhadap organisme tersebut dari kerusakan
akibat suhu yang tinggi.
Studi lainnya juga tentang
ditemukannya sejenis ikan-ikan pipih yang hidup di perairan laut dingin, di
wilayah kutub bumi. Protein yang ada dalam tubuh ikan tersebut diketahui
sebagai Protein Anti Beku, yang membuat ikan-ikan pipih tersebut bisa bertahan
hidup dalam kondisi air yang sangat dingin.
Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat karakteristik yang menarik, tentang bagaimana air berinteraksi dengan variasi protein yang terdapat dalam jaringan tubuh makhluk hidup.
…sel-sel yang dikelilingi olah air berstruktur lemah adalah sel-sel yang cenderung lebih mudah mengalami malfungsi dan mutasi genetik.
Peluang
Air Heksagonal Mengobati Penyakit Diabetes dan Kanker
Sistem biologi tak bakal berfungsi tanpa keberadaan air.
Ditemukan bahwa air yang mengelilingi
protein abnormal penyebab kanker, telah berkurang kandungan struktur Air
Heksagonal secara signifikan. Sebaliknya, lebih meningkat jumlah struktur
Air Pentagonal.
Diabetes dan kanker adalah dua penyakit modern yang
terbukti sangat sulit untuk mengobatinya. Keduanya telah dipertimbangkan sangat
rumit dan memiliki sejumlah penyebab.
Pada sel-sel kanker dan diabetes, terdapat kekurangan
struktur lingkungan air. Oleh karena itu maka, kanker dan diabetes keduanya memiliki ciri-ciri yang sama, yakni hancurnya
struktur air pada tingkat seluler.
Karakteristik kanker pada kenyataannya berupa beberapa
sel tubuh melakukan replikasi tak terkendali, akibat mengalami kerusakan sistem
pembacaan kode-kode genetik.
Kanker berkaitan dengan perubahan dalam DNA yang
menyebabkan kekeliruan pembacaan kode genetik. Termasuk pengaruh kualitas air
berstruktur lemah yang mengelilingi DNA, sehingga menjadi abnormal.
Adapun untuk penyakit diabetes, maka pada tingkatan baik seluler
maupun subseluler, terdapat kemiripan dengan penyebab penyakit kanker, yaitu; faktor-faktor
genetik yang berakibat mengurangi jumlah hormon Insulin. yang turut pula membuat
perbedaan lingkungan air, baik air di dalam maupun air di sekeliling sel-sel Beta
(β) yang dihasilkan oleh organ pankreas.
Struktur air tampaknya memainkan peran utama dalam mempertahankan aktifitas fisiologis yang normal. Kehadiran Air Heksagonal untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas air terstruktur pada tingkat seluler, turut berkontribusi dalam mengurangi perkembangan sel-sel kanker dan mencegah malfungsi sel-sel β penyebab diabetes.
Air terionisasi alkalin, lebih baik dibanding air netral atau air hasil distilasi.
Peran
Air Heksagonal Mengobati Penyakit Pencernaan
Konsumsi air secara rutin, selain menunjang kesehatan secara umum, juga bermanfaat untuk mencegah konstipasi. Pada tahun 1970-an, pihak kementerian kesehatan, tenaga kerja dan kesejahteraan Jepang, secara resmi mengumumkan bahwa air ionisasi alkalin terbukti efektif menangani fermentasi abnormal dalam sistem pencernaan.
Fermentasi dalam Usus Besar dan
Konstipasi
Konstipasi
dapat menyebabkan proses fermentasi abnormal dalam sistem pencernaan, yang menyebabkan
pergerakan usus besar menimbulkan bau tak sedap.
Fermentasi
yang berlebihan meningkatkan risiko datangnya penyakit lain, seperti kanker,
liver, diabetes dan lain-lain. Padahal, kualitas air yang diminum sanggup mencegah
dan mengobati penyakit-penyakit tersebut.
Para
ahli Jepang, dalam upayanya untuk menjawab pertanyaan; “Tipe-tipe air yang
bagaimana yang terbaik untuk diminum?” telah menetapkan beberapa kesimpulan terkait
air minum, yaitu;
1. Minum
air bisa membantu detoksifikasi zat-zat berbahaya dari tubuh.
2. Minum
air terdistilasi yang telah kehilangan mineral-mineral terlarut, tak baik
sebagai air minum.
3. Minum
air dengan kandungan minimum 50 mg Kalsium dan Magnesium terlarut.
4. Air
terionisasi alkalin, lebih baik dibanding air netral atau air hasil distilasi.
Dengan demikian, bisa dipahami bahwasanya serangan penyakit juga berhubungan dengan kualitas air minum. Serta usaha memenuhi kualitas asupan gizi seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan air terstruktur.
…stres bisa mengubah air Heksagonal menjadi air Pentagonal, yang tak direkomendasi bagi tubuh.
Air
Heksagonal Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh
Saat tubuh dalam kondisi stres dalam bentuk paparan
kimiawi, lingkungan buruk, emosi atau kombinasi dari hal-hal tersebut, serta
dipadu dengan sistem kekebalan tubuh yang melemah, maka dalam kondisi demikian
tubuh tak bakal bisa menanggulangi serangan zat-zat patogen.
Pengaruh-pengaruh buruk tersebut di atas pun merusak struktur Air Heksagonal dalam tubuh. Jadi, stres bisa mengubah air Heksagonal menjadi air Pentagonal, yang tak direkomendasi bagi tubuh.
Potensi Air Heksagonal Mengalahkan AIDS
Penyakit
AIDS menjadi isu darurat global pada tahun 1980-an. Virus AIDS menyerang bagian
paling penting dalam sistem kekebalan tubuh, yang bertanggung jawab untuk
mendeteksi dan menghilangkan materi-materi asing, yakni Sel-Sel T.
Apabila
virus AIDS memenangkan peperangan dengan fungsi sistem kekebalan tubuh yang
menghilang, maka tubuh pun tak bakal mampu bertahan terhadap paparan bakteri,
parasit dan jamur yang sederhana sekalipun.
Terdapat
banyak faktor guna mempertahankan agar sistem kekebalan tubuh bisa selalu
berfungsi optimal, antara lain asupan air. Sebuah pembelajaran, bahwa sel-sel yang terinfeksi HIV memperlihatkan kesamaan dalam kasus
penyakit kanker dan diabetes. Yaktu; kekurangan air terstruktur pada tingkat
seluler.
Dengan demikian, maka Air Heksagonal pun menjadi harapan untuk memainkan peran kunci dalam upaya mencegah serangan AIDS.
…membuat Air Heksagonal dan menambahkan energi di dalamnya, meski tak hidup di area yang terdapat air salju…
Air
Heksagonal adalah Air Terbaik Untuk Diminum
Air berstruktur Heksagonal mendukung proses metabolisme,
mendukung sistem kekebalan tubuh, berkontribusi terhadap vitalitas tubuh dan
berperan sebagai pembawa Oksigen terlarut. Air
Heksagonal juga menyediakan mineral-mineral alkalin ke dalam tubuh dan membantu
penghilangan kotoran yang bersifat asam, secara efektif.
Semakin besar jumlah air terstruktur terkandung dalam
tubuh seseorang, maka semakin sehat pula orang tersebut dan penyakit pun bakal
tak mudah menyerang tubuhnya yang sehat.
Menjadi suatu opini bahwa air terbaik untuk diminum
adalah lelehan salju dari tempat-tempat seperti pegunungan Alpen maupun Kaukasus
Rusia. Air lelehan salju yang turun dari daerah pegunungan tersebut memperoleh
enegi baik kinetik dan potensial serta Oksigen, yang dari perolehan tersebut bakal
menuai manfaat bagi makhluk hidup.
Sayangnya, kebanyakan manusia tak hidup di area tersebut,
di mana air yang terstruktur dan berenergi alami tersedia. Juga, bukan hal yang
disarankan untuk meminum air salju yang diambil dari wilayah perkotaan yang
mengalami masalah lingkungan hidup.
Namun demikian, ada beberapa cara untuk membuat Air Heksagonal
dan menambahkan energi di dalamnya, meski tak hidup di area yang terdapat air
salju atau air murni.
Untuk membuat Air Heksagonal, maka air murni lebih baik
ketika mengandung ion-ion Penyusun Struktur seperti Kalsium. Air keran yang
mengandung Khlorin, Fluorida dan bahan kimia lainnya, masih belum memuaskan
menghasilkan kriteria air murni yang baik.
Adapun penambahan gaya energik yang sangat kuat, diperlukan agar Air Heksagonal bisa terbentuk pada kondisi suhu ruangan. Termasuk medan listrik maupun magnet, juga bisa membentuk molekul-molekul air, sebagai bagian proses untuk menghasilkan Air Heksagonal.
…melalui medan magnet telah terbukti menghasilkan struktur air Heksagonal yang stabil dan aman untuk dikonsumsi…
Membuat
Air Heksagonal
Keberadaan Air Heksagonal dalam tubuh, bisa menuai
manfaat sebagai berikut;
1. Meningkatkan
vitalitas,
2. Memperlambat
proses penuaan,
3. Mencegah
penyakit.
Rutin minum Air Heksagonal merupakan upaya yang baik, agar
manfaat-manfaat tersebut bisa diraih. Sekarang, timbul pertanyaan; “Bagaimana
kita membuat Air Heksagonal untuk konsumsi sehari-hari?”
Terdapat beberapa kondisi yang memungkinkan bisa
menghasilkan Air Heksagonal, yaitu;
1. Penurunan
suhu air, agar persentase struktur Heksagonal meningkat. Hal ini sebagaimana
telah dipelajari diawal bahwa air memiliki struktur 100% Heksagonal dalam
kondisi yang Super-Dingin.
2. Penambahan
Kalsium ke dalam air murni agar persentase struktur cincin Heksagonal dalam air
meningkat. Hal ini mengingat keberadaan Kalsium bisa berperan sebagai kation
(Ca2+) yang bersifat Penyusun Struktur.
3. Penggunaan
medan listrik ataupun medan magnet, agar memengaruhi air berkondisi medan
energik yang kuat. Dalam hal medan listrik bisa dalam bentuk ionisasi maupun
elektrolisis.
Proses
elektrolisis terhadap air bakal menghasilkan gas H2 serta anion
hidroksida (OH-) di bagian katoda. Sementara di bagian anoda
dihasilkan gas O2 dan kation Hidrogen (H+), dengan reaksi
utama sebagai berikut;
Selanjutnya dalam larutan elektrolisa, maka kation H+
dengan OH- akan saling menetralkan membentuk H2O yang baru.
Arus listrik yang digunakan proses elektrolisa terhadap
air memiliki daya yang cukup kuat hingga menghasilkan air yang terstruktur.
Namun, stabilitas struktur air yang dihasilkan dalam proses tersebut, hanya
mampu bertahan sekejap saja.
Dalam hal penggunaan medan magnet yang kuat , juga akan
memengaruhi terbentuknya struktur air. Pada suatu studi membuktikan bahwa medan
magnet sebesar 0.1 Volt/Ampere telah mampu meningkatkan konsentrasi air Heksagonal
hingga 80% .
Studi lain juga menunjukkan bahwa produksi air Heksagonal
melalui medan magnet juga meningkatkan kandungan Oksigen Terlarut (Dissolved Oksigen). Sehingga, produksi
air Heksagonal melalui medan magnet telah terbukti menghasilkan struktur air
Heksagonal yang stabil dan aman untuk dikonsumsi manusia.
Dengan demikian, sebagai ringkasan, maka terdapat tiga metode untuk menghasilkan Air
Heksagonal, yaitu;
1. Menurunkan suhu air,
2. Menambah ion-ion Penyusun Struktur,
3. Menggunakan medan energik dari sumber luar, seperti;
- Ionisasi atau dikenal juga sebagai elektrolisa,
- Penggunaan medan magnet yang kuat.
…manusia bakal menuai manfaat dari anugerah air dalam Bumi…
Penutup
Studi tentang Air Heksagonal telah sedemikian melesat
melampaui teori. Teori tentang Air Heksagonal pun sekarang telah diterima
sebagai cabang ilmu pengetahuan dengan aplikasi komersil yang telah
bermunculan.
Apapun kasus yang mungkin dialami, air adalah kebutuhan
mendasar bagi kehidupan. Diharapkan, terdapat pemahaman tentang manfaat air
dapat membantu manusia untuk lebih giat dalam berbagi wewenang serta
tanggungjawab dalam upaya melestarikan pasokan air.
Penurunan fungsi pasokan air secara terus menerus pada
planet Bumi, dapat mengakibatkan isu-isu kesehatan yang serius, yang mungkin
bahkan bisa menjadi penyebab utama kemusnahan manusia.
Hanya jika manusia selalu berusaha mempertahankan
kualitas air, maka manusia bakal menuai manfaat dari anugerah air dalam Bumi,
serta terbebas dari penyakit.
Telaga Asih, 24 Pebruari 2022
Komentar
Posting Komentar