Sugeng Tindak Pak Yahya
...mendapat anugerah tanpa pernah disangka, berupa hidayah mampu membaca dan langsung memaknai Quran... Fisikawan yang Mendapat Hidayah Selama dua tahunan, kisaran akhir Agustus 1994 hingga Oktober 1996, saya pernah ikut numpang hidup, ngenger , sekaligus menimba ilmu pengetahuan, ngangsu kaweruh , kepada seorang Ustadz asal Pekalongan, Haji Abdul Mutholib Yahya, seorang pria keturunan Yaman, yang punya leluhur sudah beratus tahun tinggal di tanah Jawa, salah satunya adalah pelukis besar Indonesia, Raden Saleh. Tinggal di rumah beliau yang luas nan asri alami di bilangan Jl. H. Najihun Margaguna Radio Dalam, nggak jauh dari pertigaan Jl. Haji Nawi, yang juga dikenal sebagai jalan Koes Plus, dengan jalan poros arah ke Pondok Indah-Lebak Bulus. Pak Yahya, demikian saya memanggil beliau. Sebaliknya, beliau memanggil saya Yudi, nama kecil saya. Istri beliau bernama Layla, juga keturunan Timur Tengah. Sama dengan Pak Yahya, leluhur Bu Yahya juga telah menetap di tanah Jawa, sejak ratusan ta